Kamis, 23 Februari 2017

Puncak Jaya & Tambang Freeport

*2012

Saya sudah posting foto ini tahun 2012, di page ini. Duluuu, tidak bnyk yg peduli. Tapi tidak apa, itulah nasib penulis. Berikut saya repos ulang (dengan diedit biar lebih update). Kayaknya kalau hari ini, banyak yg akan lebih peduli.

***
Puncak Jaya & Tambang Freeport

Bagaimana saya memperoleh foto ini tahun 2012? Cukup dengan google earth, bisa di zoom sampai atap2 rumah dan mobil di jalan. Lantas saya crop, saya berikan simbol, deskripsi. Niat banget bikinnya.

Kalian bercita2 mendaki puncak jaya/carstenz? puncak tertinggi di Indonesia? Well, itu kurang dari 8km dari tambang open pit grasberg milik freeport (jarak garis lurus dihitung dgn tool google earth). Tidak terbayangkan bagaimana orang2 ini bisa memotong gunung bagai tumpeng, dekaaaat sekali jaraknya dgn salju abadi milik Indonesia, dan 95% lebih rakyat Indonesia tidak punya ide sama sekali tentang fakta tersebut. Benar2 gunung, dipotong bagai tumpeng. Splashhh. Dan itu tidak cukup, freeport juga telah melakukan tambang bawah tanah, sy tidak tahu kemana arah lubang2 raksasa itu. Lorong2 di bawah tanah sana mungkin panjangnya sudah tak terbayangkan berapa kilometer, merangsek ke dalam perut tanah Papua. Mobil2 raksasa bisa hilir mudik di dalam lorong.

Lantas apa yang didapat masyarakat Papua selama ini dgn hadirnya Freeport? Selalu saja dibilang: banyak, banyak dan banyak. Faktanya? Kalian bisa cari sendiri. Nanti sy dikira provokasi. Sama kalau bilang banyak pelanggaran HAM di Papua, nanti malah dibilang nyolot. Kalau mau menurutkan saya, Freeport, dll tidak lagi berhak bernegosiasi atas Freeport ini, tapi Papua-lah yg berhak. Masyarakat yg tinggal di sana. Bahkan jika mereka bilang, 100% itu tambang milik mereka, itu hak mereka. Karena kita, mau diakui atau tidak, jangan2 juga bagian dari yg telah menzalimi Papua begitu lama. Bukalah kembali buku sejarah, tanah Papua itu baru bergabung dengan NKRI berpuluh tahun setelah 1945. Tanyakanlah pada nurani kita, apakah kita selama ini menjadi solusi atau jangan2 menambah masalah mereka.

Itu pertanyaan yg harusnya dijawab puluhan tahun terakhir. Dijawab dengan hati lapang. Bacalah sejarah kapan, kenapa, dan bagaimana Papua bergabung ke Indonesia.

*Tere Liye, murid bandel, paling berisik, suka protes, yg sering disetrap guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar