Senin, 27 Februari 2017

4 Orang Terkaya Indonesia “Setara” 100 juta Penduduk Termiskin

Oxfam: 4 Orang Terkaya Indonesia “Setara” 100 juta Penduduk Termiskin

Masalah ketimpangan kesejahteraan ekonomi di Indonesia semakin serius.

Empat orang terkaya di Indonesia memiliki kekayaan sebanyak 100 juta penduduk termiskin di negara itu.

Demikian laporan ekonomi terbaru yang dirilis Oxfam pada Kamis 23 Februari 2017.

Indonesia mendapatkan sorotan Oxfam, karena masuk kategori salah satu negara yang paling tidak setara di dunia.

Di Indonesia, jumlah miliuner telah meningkat 20 kali lipat dalam 14 tahun, sejak 2002 hingga 2016.

Oxfam adalah organisasi nirlaba dari yang fokus pada program pemberantasan kemiskinan dan ketidakadilan ekonomi di berbagai negara di dunia.

Organisasi yang berpusat di Inggris ini memiliki 98 cabang di berbagai negara.

Menurut laporan Oxfam, empat orang Indonesia terkaya memiliki kekayaan 25 miliar Dollar AS, setara dengan kekayaan 40% penduduk termiskin Indonesia yang total berjumlah lebih 250 juta.

"Sejak tahun 2000, pertumbuhan ekonomi telah meningkat. Namun, manfaat dari pertumbuhan ekonomi ini belum terbagi rata. Jutaan penduduk tidak bisa menikmatinya, terutama kaum perempuan," demikian Oxfam dalam laporannya, sebagaimana di dilansir dari The Guardian pada Kamis (23/2).

Oxfam mengatakan meskipun pertumbuhan Indonesia dalam produk domestik bruto (PDB) sangat cepat, yaitu sebesar 5% antara 2000-2016, namun, pengurangan angka kemiskinan berjalan lambat.

Berdasarkan data, sebanyak 93 juta orang Indonesia hidup dalam kemiskinan.

"Meningkatnya jumlah jutawan dan miliarder di Indonesia, ketika dibandingkan dengan meningkatnya jumlah rakyat miskin, menyimpulkan bahwa orang kaya lebih banyak diuntungkan oleh peningkatan ekonomi Indonesia," kata Oxfam.

Ketika terpilih sebagai presiden pada tahun 2014, Joko Widodo berjanji untuk memprioritaskan soal ketimpangan kesejahteraan ekonomi.

Bahkan, Presiden menegaskan bahwa angka koefisien Gini Indonesia yang mencapai 0,43 bagi dia " berbahaya".

Namun, hingga kini problem ketimpangan masih serius.

Dini Widiastuti, juru bicara Oxfam di Indonesia, mengatakan bahwa kondisi ketimpangan kesejahteraan di Indonesia mencapai titik kritis.

“Jika dibiarkan, kesenjangan antara kaya dan miskin ini dapat menganggu program pemberantasan kemiskinan di Indonesia. Selain itu, dapat memperburuk instabilitas sosial dan menghambat pertumbuhan ekonomi," kata Dini.

(Budi Prasetyo, Kamis, 23 Februari 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar